Follow Us @soratemplates

Senin, 19 Maret 2018

Inovasi Pendidikan

Quiz matakuliah Inovasi Pendidikan
1.      Rangkuman tentang pembelajaran kelas rangkap  menurut Katz.
Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda.
Namun murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri di ruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi ruang kelas yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru. Pembelajaran Kelas Rangkap adalah suatu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda (IG.AK.Wardhani, 1998).
Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena alasan-alasan letak gegorafis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan dan potensi siswa. Oleh karena itu dia mengembangkan tiga jenis kelas rangkap dalam rangka pembelajaran; 1) Combined grades, 2) continuous progress, 3) mixed age/multiage grouping.
Model pertama Combine grades; atau juga dikatakan sebagai combined classess, dimana dalam satu kelas terdapat lebih dari satu tingkatan kelas anak. Membagi kelas menjadi beberapa bagian sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk beberapa tingkatan atau hanya dua tingkatan. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan kemampuan siswa dan pemahaman lingkungan juga meningkatkan sikap dan pengalaman dalam kelompok-kelompok umur yang berbeda.
Model kedua Continuous progrees; model ini berupa kelompok anak dengan pencapaian kurikulum yang tinggi dimana proses belajar mengajar melihat keberlanjutan pengalaman dan tingkat perkembangan anak, dalam model ini setiap anak berkesempatan untuk terus berkelanjutan dalam mengikuti setiap tingkatan kelas sesuai dengan lama sekolah, tujuannya adalah setiap anak berkesempatan untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan umur dan perbedaan sikap dan kemampuan ketika belajar bersama.
Model ketiga mixed age/multiage grouping; dimana proses pembelajaran dan praktek kurikulum memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan bekerjasama dari beragam umur. Dalam model ini grup dibuat secara fleksibel atau proses re gruping anak dibuat dalam kelompok umur, jenis kelamin, kemampuan, mungkin terjadi satu guru mengajar untuk lebih dari satu tahun.

2.      Simpulan, persamaan dan perbedaan dari ketiga model pembelajaran kelas rangkap.
a)      Simpulan.
Melihat definisi dari tiga jenis kelas rangkap menurut kazt. Maka saya dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya seseorang yang berprofesi sebagai guru memang dituntut harus memahami betul karakter dan situasi di lingkungan sekolah. Apabila dihadapkan dengan putusan yang mengharuskan guru untuk menggunakan atau menerapkan pembelajaran kelas rangkap, maka seyogyanya guru akan bertolak dari pemahaman yang telah ia peroleh pada tahapan sebelumnya. Lalu untuk memutuskan jenis PKR yang cocok untuk situasi yang sedang dihadapi oleh guru pada saat itu, semuanya bersumber dari latarbelakang munculnya PKR tersebut. Gurupun harus menghadapi siswa yang berbeda dilihat dari segi tingkatan, umur, ataupun pengalaman belajar dalam satu waktu yang sama sekaligus. Pembelajaran melalui kelas rangkap bukan berarti faktor penyebab kualitas hasil belajar peserta didik yang kurang baik. Proses pembelajaran yang berlangsung tetap terjadi seperti pembelajaran pada umumnya. Dalam pembelajaran kelas rangkap ini, siswa tetap dapat mengembangkan segala potensi dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya. Untuk mencapai setiap potensi diatas, guru harus memperhatikan aspek-aspek yang menyangkut siswa. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru terhadap peserta didik bukan hanya kemampuannya secara umum dalam kelompok atau tingkatan belajar, namun juga perlu memperhatikan dari masing-masing individu peserta didik karena kemampuan belajar setiap peserta didik yang berbeda. Dalam Sudjana (2007) setiap individu peserta didik adalah unik, masing-masing memiliki kemampuan atau tingkatan serta karakter masing-masing. Maka seorang guru PKR harus mampu memahami bagaimana perbedaan kemampuan setiap individu peserta didik bukan saja dilihat dari kemampuan peserta didik secara umum di dalam kelas, melainkan lebih dari itu. Yaitu seorang guru yang mampu memahami peserta didiknya secara individu atau personal. Karenanya seorang guru PKR harus mempunyai teknik khusus mengenai cara menangani siswa yang berbeda kemampuan terutama bagi mereka yang lambat dalam memahami materi pada pembelajaran kelas rangkap.
b)      Persamaan.
Persamaan dari ketiga jenis pembelajaran kelas rangkap tersebut ialah bahwa ketiganya sama- sama  sebagai sebuah solusi ketika muncul beberapa masalah yang berkaitan dengan berbagai faktor.  Lalu ketiganya sama-sama terpusat pada siswa dan saling terintegrasi. Dan ketiganyapun bertujuan untuk memanusiakan manusia, artinya ketiga jenis pembelajaran itu menuntun manusia untuk menjadi  manusia yang seutuhnya.
c)      Perbedaan.
Perbedaan dari ketiga jenis PKR tersebut terlihat pada kondisi kelasnya, atau lebih pada konsepnya. Lalau pada penekanan-penekanan dalam pembelajarannya berbeda, serta tujuan khususnyapun berbeda. Berikut ulasan mengenai perbedaanya.
                                       i.   Combined grades         : Dalam satu kelas terdapat lebih dari satu tingkatan kelas anak untuk memaksimalkan kemampuan siswa dan pemahaman lingkungan juga meningkatkan sikap dan pengalaman dalam kelompok-kelompok umur yang berbeda.
                                ii.        Continuous progress     : Kelompok anak dengan pencapaian kurikulum yang tinggi dimana proses belajar mengajar melihat keberlanjutan pengalaman dan tingkat perkembangan anak.
                              iii.        Mixed age/multiage grouping : Grup dibuat secara fleksibel atau proses re gruping anak dibuat dalam kelompok umur, jenis kelamin, kemampuan. Tujuan dari jenis ini yaitu memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan bekerjasama dari beragam umur.


3.      Jenis pembelajaran kelas rangkap yang cocok diterapkan di Indonesia adalah combined grades dan continuous progress. Hal ini dikarena beberpa factor yang  menunjang keberhasilah pembelajaran kelas rangkap itu ada di Indonesia dan konsep kedua jenis pembelajaran itu mudah di cerna oleh seorang guru PKR. Namun saya memberika PR yang sangat berat kepada pemerintah pendidikan di Indonesia bhawa meraka harus sering mengasah guru-guru agar memanfaatkan potensi yang ada dalam setiap individu guru tersebut, sehingga tujuan diadakannya PKR ini tercapai semaksimal mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar