1.
Pengertian kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Sedangkan menurut para ahli pengertian kurikulum adalah
sebagai berikut :
- Pengertian
Kurikulum Menurut Daniel Tanner dan Laurel Tanner, pengertian
kurikulum adalah pengalaman pembelajaran yang terarah dan terencana secara
terstuktur dan tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan dan
pengalaman secara sistematis yang berada dibawah pengawasan lembaga
pendidikan sehingga pelajar memiliki motivasi dan minat belajar.
- Pengertian
kurikulum Menurut Inlow (1966) :Pengertian
kurikulum adalah usaha menyeluruh dirancang khusus oleh sekolah dalam
membimbing murid memperoleh hasil dari pelajaran yang telah
ditentukan.
- Pengertian
Kurikulum Menurut Hilda Taba (1962) : Pengertian
kurikulum sebagai a plan of learning yang berarti bahwa kurikulum adalah
sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa yang memuat rencana
untuk peserta didik. Dalam bukunya "Curriculum Development
Theory and Pratice".
- Pengertian
Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968) : Pengertian
kurikulum adalah sebuah pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
dengan individu dan berkelompok baik di luar maupun di dalam
sekolah.
- Pengertian
Kurikulum Menurut George A. Beaucham (1976) : Pengertian
kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang
diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan
disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari
- Pengertian
Kurikulum Menurut Menurut Neagley dan Evans (1967) :Pengertian
kurikulum adalah semua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah
untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan
siswa yang paling baik
- Pengertian
Kurikulum Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 : Pengertian
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
- Pengertian
Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973) : Pengertian
kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek
yang dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran
mayor
- Pengertian
Kurikulum Menurut Grayson (1978) : Pengertian
kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan pengeluaran
(out-comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran
- Pengertian
Kurikulum Menurut Murray Print : Pengertian
kurikulum adalah sebuah ruang pembelajaran yang terencana diberikan secara
langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan pengalaman yang
dapat dinikmati semua siswa pada saat kurikulum diterapkan.
- Pengertian
Kurikulum Menurut Crow and Crow : Pengertian
kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang
disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk
memperoleh ijazah.
2.
Perbedaan kurikulum KBK 2004, KTSP
2006, dan Kurtilas
a)
KBK 2004:
Ø Standar
Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Ø Standar
Isi diturunkan dari Standar Kompetensi
Ø Lulusan
Mata Pelajaran
Ø Pemisahan
antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
Pengetahuan
Ø Kompetensi
diturunkan dari mata pelajaran
Ø Mata
pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran
terpisah
Ø Pengembangan
kurikulum sampai pada silabus
Ø Tematik
Kelas I dan II (mengacu mapel)
b)
KTSP 2006:
Ø Pada
KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum
melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan
tetapi lebih dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di
sekolah.
Ø Standar
Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Ø Standar
Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Ø Pemisahan
antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
Pengetahuan
Ø Kompetensi
diturunkan dari mata pelajaran
Ø Mata
pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran
terpisah
Ø Pengembangan
kurikulum sampai pada komptensi dasar
Ø Tematik
Kelas I-III (mengacu mapel)
c)
Kurikulum 2013:
Ø Standar
Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan masyarakat
Ø Standar
Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
Ø Semua
mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
Ø Mata
pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
Ø Semua
mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)
Ø Pengembangan
kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman guru
Ø Tematik
integratif Kelas I-VI (mengacu kompetensi)
3.
Kelebihan dan kelemahan kurikulum
KBK 2004, KTSP 2006, dan Kurtilas
a)
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Kelebihannya
adalah :
·
Mengembangkan kompetensi-kompetensi
peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan
penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
·
KBK bersifat alamiah
(konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat peserta
didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya
masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar
berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan
standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of
knowledge).
·
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu
pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat
dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
·
Mengembangakan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik /siswa (student oriented). Peserta didik dapat
bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal
mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar.
Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar
dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan,
serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu
dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa,
berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut
dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Kekurangannya
adalah :
·
Dalam kurikulum dan hasil belajar
indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh guru, karena
guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan.
·
Konsep KBK sering mengalami
perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga
menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
·
Paradigma guru dalam pembelajaran
KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher
oriented.
·
Memandang kompetensi
sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal kompetensi
merupakan ” a complex combination of
knowledge,attitudes, skills and values displayed in the context of task
performance “. ( Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku yang menggunakan
paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu perilaku yang
dihasilkan dari pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan
Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah
waktu,biaya dan tenaga yang banyak.
b)
KTSP(Kompetensi Tingkat Satuan
Pendidikan)
Kelebihannya
adalah :
·
KTSP sangat memungkinkan bagisetiap
sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang
dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat
mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup.
·
KTSP akan mengurangi beban belajar
siswa yang sangat padat. Karena beban belajar yang berat dapat mempengaruhi
perkembangan jiwa anak.
·
KTSP memberikan peluang yang lebih
luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan.
·
Guru sebagai pengajar, pembimbing,
pelatih, dan pengembang kurikulum.
·
Kurikulum sangat humanis, yaitu
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum
sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa, dan kondisi daerahnya
masing-masing.
Kelemahannya
adalah :
·
Kurangnya SDM yang diharapkan mampu
menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada serta minimnya
kualitas guru dan sekolah.
·
Kurangnya ketersediaan sarana dan
prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
·
Masih banyak guru yang belum
memahami KTSP secara komprehensif baik konsep, penyusunannya, maupun prakteknya
di lapangan.
·
Penerapan KTSP yang
merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan
guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat
sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.
c)
Kurikulum 2013 (K 13)
Kelebihannya adalah :
·
Lebih menekankan pada pendidikan
karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang
nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan
karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
·
Asumsi dari kurikulum 2013 adalah
tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa
cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
·
Merangsang pendidikan siswa dari
awal, misalnya melalui jenjang
pendidikan anak usia dini.
·
Kesiapan terletak pada guru. Guru
juga harus terus dipacu kemampuannya
melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan
kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Kekurangannya adalah :
·
Pemerintah seolah melihat semua
guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga
tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
·
Tidak ada keseimbangan antara
orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan
sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
·
Pengintegrasian mata pelajaran IPA
dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar
tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
4.
Krikulum yang bagus menurut
pendapat sendiri mengacu pada pendapat tokoh.
Sebelum
saya kemukakan pendapat, terlebih dahulu saya cantunkam beberapa pendapat tokoh
mengenai kurikulum
i. Dr.
H. Nana Sudjana Tahun (2005) – Kurikulum
merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun
program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum
sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belajar
mengajar. Yang terlibat didalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta
didik.
ii. Drs.
Cece Wijaya, dkk – Mengartikan
kurikulum dalam arti yang luas yakni meliputi keseluruhan program dan kehidupan
didalam sekolah.
iii. Prof.Dr.
Henry Guntur Tarigan – Kurikulum
ialah suatu formulasi pedagogis yang termasuk paling utama dan
terpenting dalam konteks proses belajar mengajar.
iv. Kerr, J.F (1968) – Kurikulum merupakan seluruh pembelajaran yang
dirancang dan dilakukakan secara individu maupun kelompok, baik didalam sekolah
maupun diluar sekolah.
v.
Hamid Hasan (1988) – Berpendapat
bahwa konsep kurikulum bisa ditinjau dari 4 sudut yakni:
- Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan
melalui teori-teori dan penelitian;
- Sebagai suatu rencana tertulis, yaitu sebagai
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, didalamnya berisi tentang
tujuan, bahan ajar, aktifitas belajar, alat-alat atau media, dan waktu
pembelajaran;
- Sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan
dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yakni dalam bentuk praktek
pembelajaran;
- Sebagai suatu hasil, yaitu konsekwensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan, melalui ketercapaiannya tujuan kurikulum
terhadap peserta didik.
Melihat ungkapan para tokoh diatas tentunya
menurut pendapat saya kurikulum yang bagus sempurna tentunya tidak ada. Mengapa
demikian karena setiap bergantinya kurikulum itu mempertimbangkan beberapa
factor sesuai dengan perkembangan zaman, dan melengkapi kurikulum sebelumnya.
Adapun apabila diharuskan untuk menentukan kurikulum yang bagus yaitu kurikulum
yang memang pada dasarnya menaungi atau mengembangkan potensi peserta didik
yang beberapa diantaranya sudah dikemukakan oleh beberapa pendapat para tokoh
diatas. Jadi saya fikir kurikulum dengan komponen yang diungkapkan oleh para
tokoh tersebut mampu membawa pendidikan menjadi lebih maju lagi, dan tugas kita sebagai guru adalah meningkatkan keprofesionalan diri kita serta
skill yang kita miliki haruslah memumpuni dari setiap zamannya.
5.
Mengapa kurikulum di Indonesia
sering berganti-ganti
Alasan
mengapa kurikulum di Indonesia berganti - ganti adalah
·
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
·
Untuk mengimbangi perkembangan
zaman.
·
Untuk menyempurnakan kekurangan –
kekurangan pada kurikulum sebelumnya.
·
Tuntutan kemajuan teknologi.
6.
Apakah dengan bergantinya kurikulum
mempengaruh kualitas belajar.
Saya fikir
pergantian kurikulum memang mempengaruhi kualitas belajar. Namun kebanyak
perubahannya mengarah pada hal yang malah membuat siswa malas. Artinya
perubahan kurikulum ini membawa dampak buruk bagi kualitas belajar. Contohnya
saja pada kurikulum 2013 pada kurikulum ini pembelajarnya menekankan siswa
untuk mencari informasi sendiri, mengakses informasi dari berbagai sumber, dan
hasil yang banyak terjadi adalah anak-anak malah mengakses video dewasa. Contoh
lainnya yaitu siswa terlalau menganggap mudah setiap pekerjaan kurang berfikir
kritis segala macamnya selalu langsung diakses di internet.
7.
Bagaimana cara agar kurikulum tidak
berganti – ganti.
Menurut
saya pemerintah tidak seharusnya banyak melakukan perubahan kurikulum
pendidikan. Cara agar kurikulum tidak diganti adalah meningkatkan kompetensi
guru yang diperkuat, karena keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh
guru. Saya meyakini, bila kompetensi dan kualitas guru dapat ditingkatkan, hal
itu akan banyak berpengaruh pada perkembangan dunia pendidikan. Skill guru
harus terus ditingkatkan, guru juga harus kreatif dan inovatif dalam mengajar.
Dengan cara itu saya rasa pemerintah akan berhenti untuk terus menggati
kurikulum. Jadi kesimpulanya kempampuan gurunya saja yang harus terus
diperbaharui dan untuk kurikumnya cukup satu dan terus diyakini sampai akhir.
8.
Yang berperan dalam mengubah kurikulum
adalah administrator pendidikan, ahli kurikulum,
ahli bidang ilmu pengetahuan, guru, orang tua murid, serta tokoh masyarakat.
9.
Apa yang anda ketahui tentang
homescooling.
• Pengertian Homeschooling
Homeschooling
kadang disebut pula dengan istilah home education atau home-based learning.
Secara resmi Depdiknas menggunakan istilah “sekolah rumah” atau “sekolah
mandiri”. Homeschooling merupakan model pendidikan alternatif selain sekolah
yang diselenggarakan oleh keluarga, yang memungkinkan anak berkembang sesuai
dengan potensi diri mereka masing-masing. Homeschooling ini sendiri pertama
berkembang di Amrika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Baru kemudian
menjadi tren di Indonesia tahun-tahun belakangan ini. Namun sebenarnya kalau
kita melihat sejarah pada masa Nabi Muhammad saw, metode homeschooling ini
telah ada. Bagaimana Nabi saw dan para sahabat-sahabatnya mendidik keluarga
mereka sendiri. Setelah para sahabat mendapatkan ilmu dari dari Nabi saw,
kemudian mereka menyampaikannya kepada istri dan anak-anak mereka. Oleh karena
itu tidak heran kalau beliau pernah bersabda yang intinya, bahwa tidaklah
seorang anak itu lahir ke dunia kecuali dalam keadaan fitrah (beragama Islam),
tapi bagaimana kemudian ia menjadi orang Nasrani, Yahhudi, ataupun yang lainnya
adalah karena kedua orang tuannya. Di sini jelas orang tua memegang perang yang
amat vital dalam mengajar dan mendidik anak-anaknya.Sebagai informasi, Ki Hajar
Dewantara, Buya Hamka dan KH Agus Salim, Albert Einstein, Alexander Graham
Bell, Agatha Christie, Thomas A. Edison, George Bernard Shaw, Woodrow Wilson,
Mark Twain, Charlie Chaplin, Charles Dickens, Winston Churchill,bahkan
Christopher Paolini adalah tokoh-tokoh besar yang lahir dari homes chooling.
• Metode Homeschooling
Metode
homeschooling ada tiga jenis. Pertama, homeschooling tunggal, kemudian
homeschooling majemuk yang terdiri dari dua keluarga, dan yang terakhir
homeschooling komunitas.
a. Homeschooling tunggal adalah homeschooling
yang dilaksanakan oleh orang tua dalam suatu keluarga tanpa bergabung dengan
lainnya. Dalam hal ini orang tua terjun langsung sebagai guru menangani proses
belajar anaknya, jika pun ada guru yang didatangkan secara privat hanya akan
membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Guru
tersebut bisa berasal dari lembaga-lembaga yang khusus menyelengarakan program
homeschooling, contonya adalah lembaga Asah Pena asuhan Kak Seto. Lembaga ini
mempunyai tim yang namanya Badan Tutorial yang terdiri dari lulusan berbagai
jenis profesi pendidikan.
b. Homeschooling majemuk adalah homeschooling
yang dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu
sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing.
c. Sementara homeschooling komunitas adalah
gabungan beberapa homeschooling majemuk yang menentukan silabus, bahan ajar,
kegiatan pokok (olah raga, seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal
pembelelajaran. Dalam hal ini beberapa keluarga memberikan kepercayaan kepada
Badan Tutorial untuk memberi materi pelajaran. Badan tutorial melakukan
kunjungannya ke tempat yang disediakan komunitas.
• Legalitas Homeschooling
Dasar
penyelenggaraan homeschooling di antaranya adalah UU No. 20 Th. 2003 tentang
Sisdiknas, terutama pasal 27 yang berbunyi: (1) Kegiatan pendidikan informal
yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri. (2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui sama
dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai
dengan standar nasional pendidikan.
• Penyetaraan Homeschooling
Kegiatan
homeschooling perlu dilaporkan ke Dinas Pendidikan setempat agar peserta
homeschooling mendapat ijazah resmi dari pemerintah. Untuk ijazah SD adalah
Paket A, SMP Paket B, dan SMA Paket C. Sistem ujiannya adalah melalui ujian
nasional kesetaraan.Jika di sekolah formal ada BOS, di homeschooling ada BOP
(Bantuan Operasional Pendidikan), yakni: untuk Paket A bantuan warga belajar
sebesar Rp. 238rb+Rp. 74rb (modul/bahan ajar); Paket B Rp. 260rb+Rp.80rb; dan
Paket C Rp. 285rb+84rb.
• Keunggulan Homeschooling
Metode
pembelajaran tematik dan konseptual serta aplikatif menjadi beberapa poin
keunggulan homeschooling. Homeschooling memberi banyak keleluasaan bagi anak
didik untuk menikmati proses belajar tanpa harus merasa tertekan dengan
beban-beban yang terkondisi oleh target kurikulum. Setiap siswa homeschooling
diberi kesempatan untuk terjun langsung mempelajari materi yang disediakan,
jadi tidak melulu membahas teori. Mereka juga diajak mengevaluasi secara
langsung tentang materi yang sedang di bahas. Bahkan bagi siswa yang memiliki
ketertarikan di bidang tertentu, misalnya Fisika atau Ilmu alam, diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengadakan observasi dan penelitian sesuai
ketertarikan mereka.Beberapa keunggulan lain homeschooling sebagai pendidikan
alternatif, yaitu karena sistem ini menyediakan pendidikan moral atau
keagamaan, lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik, menyediakan
waktu belajar yang lebih fleksibel. Juga memberikan kehangatan dan proteksi
dalam pembelajaran terutama bagi anak yang sakit atau cacat, menghindari
penyakit sosial yang dianggap orang tua dapat terjadi di sekolah seperti
tawuran, kenakalan remaja (bullying), narkoba dan pelecehan. Selain itu sistem
ini juga memberikan keterampilan khusus yang menuntut pembelajaran dalam waktu
yang lama seperti pertanian, seni, olahraga, dan sejenisnya, memberikan
pembelajaran langsung yang kontekstual, tematik, dan nonscholastik yang tidak
tersekat-sekat oleh batasan ilmu.
Homeschooling
juga memberikan metode pembelajaran yang lebih bebas, dimana anak didik tidak
harus bersekolah dan jauh dari orangtuanya, serta bebas menggunakan sarana
pembelajaran sendiri. Yang terpenting dalam adalah penanaman sikap mental
belajar sehingga anak didik bisa belajar dengan cara mereka sendiri serta
belajar dari siapa saja dan apa saja. Anak didik bisa belajar membuat rumah
kepada tukang bangunan, belajar mengolah sawah kepada petani, belajar memerah
susu kepada peternak sapi, belajar berjualan kepada pedagang, tanpa harus
terikat tempat dan waktu.
Jumlah
peserta didik yang terbatas membuat tutor bisa langsung fokus pada potensi
masing-masing peserta didik. Sebagai contoh, jika anak didik bercita-cita jadi
penyanyi atau artis, dan merasa tidak perlu mempelajari Kimia atau Fisika, di
homeschooling anak didik dibebaskan tidak mengambil pelajaran tersebut, karena
peserta homeschooling diarahkan mengambil bidang studi sesuai dengan bakat dan
potensi mereka.
• Kekurangan Homeschooling
Keunggulan
dan kekurangan adalam dua hal yang tidak bisa dipisahkan, di mana sesuatu ada
keunggulan, pasti ada juga kekurangannya, begitu juga dengan homeschooling,
beberapa kekurangan harus siap dihadapi oleh anak didik yang memilih
homeschooling sebagai alternatif pendidikan. Diantaranya kekurangan yang tidak
bisa kita pungkiri adalah kurangnya interaksi dengan teman sebaya dari berbagai
status sosial yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di
masyarakat. Kemungkinan lainnya anak didik bisa terisolasi dari lingkungan
sosial yang kurang menyenangkan sehingga akan kurang siap nantinya menghadapi
berbagai kesalahan atau ketidakpastian.
Kurangnya
interaksi juga membuat anak didik kehilangan kesempatan untuk bergabung dalam
salah satu tim olah raga, dan organisasi siswa pada umumnya seperti OSIS, PMR,
IRM, PASKIBRA, pramuka, tim basket, tim sepak bola dan sebagainya seperti
halnya yang terdapat disekolah umum. Pastinya kamu jadi tidak bisa merasakan
indah dan serunya masa-masa SMU Kekurangan lain adalah tidak ada kompetisi atau
bersaing. Sehingga ada kemungkinan anak didik tidak bisa membandingkan sampai
dimana kemampuannya dibanding anak-anak lain seusianya. Selain itu anak didik
belum tentu merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri, apalagi jika
memang mereka tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya.Faktor tingginya biaya
homeschooling juga menjadi salah satu kekurangan, karena dipastikan biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan pendidikan homeschooling lebih besar dibanding
jika kita mengikuti pendidikan formal disekolah umum.
10. Apa
saran anda untuk perbaikan kurikulum di Indonesia.
Saran saya
untuk kurikulum yang berlaku di Indonesia adalah sebaiknya daripada terus
mengganti kurikulum yang saya rasa belum efektif dan efisien malah
mengambur-hamburkan biaya saja. Lebih baik anggarannya itu dipakai untuk
meningkatkan kualitas gurunya saja karena zaman boleh berubah tapi yang namanya
skill seseorang apabila terus diperbaharui maka akan semakin berkompetens dan
siap menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju. Untuk aparat pemerintahan
sudahlah cukup kita yakini saja satu kurikulum kemudian kita tuntaskan dan
aplikasikan kurikulum tersebut sepanjang hayat kita. Kita lakukan perubahan
atau perbaikan pada pendidiknya saja, saya rasa hal itu akan lebih efektif dan
efisien untuk dunia pendidikan yang lebih maju.
Daftar Pustaka
Online ( https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum)
Riani[online]http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-definisi-para-ahli-kurikulum.html)
bobsusanto
[online] http://www.spengetahuan.com/2015/06/25-pengertian-kurikulum-menurut-para-ahli-dan-komponennya.html
Nadirin [online] http://nadhirin.blogspot.co.id/2008/07/home-schooling-sebagai-pendidikan_11.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar