A.
Pengertian Kepramukaan
Kepramukaan pada hakekatnya adalah :
Ø Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang
menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;
Ø Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan
sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
Ø Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan.
B. Sifat
Kepramukaan
Berdasarkan resolusi
Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka
kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
Ø Nasional, yang
berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatunegara
haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
Ø Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di
negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan
dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan
kepercayaan/agama,golongan, tingkat, suku dan bangsa.
Ø Universal, yang
berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik
anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannyaselalu
menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
C.
Fungsi Kepramukaan
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan
mempunyai fungsi
sebagai :
Ø Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di
sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena
itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan sekadar
main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan,dan tidak
bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
Ø Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa
kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan
keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban
untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan
organisasi.
Ø Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan
alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga
alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan
kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkaladalam satuan pramuka itu
sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
Istilah gerakan pramuka dan pramuka.
Sesudah kita mengerti bahwa Kepramukaan
adalah proses pendidikan, yang dimana-mana di seluruh dunia sama, maka marilah
kita pahami apa sebenarnya “Gerakan Pramuka” dan “Pramuka” itu. Gerakan Pramuka adalah nama
organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan Kepramukaan yang dilaksanakan
di Indonesia. Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri bernacam-macam
Organisasi Kepramukaan seperti Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia,
Hisbul Waton dan lain – lain. Sekarang hanya satu organisasi yang disebut
Gerakan Pramuka. Dinegara lain nama organisasi Kepramukaan itu berbeda-beda
antara lain : Persatuan Pengakap Malaysia, The Singapore Scout Association ,
Kapatirang Scouting Philipines, The Bharat Scout And Guides (India), dan Boy
Scout of American. Pramuka merupakan
sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang berusia 7 sampai dengan 25 tahun dan
berkedukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga, Pramuka
Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain
yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, dan staf Kwartir , serta
Majelis Pembimbing. Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan Praja Muda Karana , yaitu Rakyat
yang suka berkarya .
Sejarah Gerakan Pramuka Sedunia
A.
Pendahuluan
Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan
kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia
Lord Robert Baden Powell of Gilwell. Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah
yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang
kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
B.
Riwayat hidup Baden Powell
Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert
Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di
Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman
Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan
menarik diantaranya :
- Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka
mendapatkan pembinaan watak ibunya.
- Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan
berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
- Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira,
lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan
menggambar sehingga disukai teman-temannya.
- Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada
Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di
puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball
O’Hara.
- Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika
Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
- Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika
dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting”
yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas
penyelidik dengan baik. William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris
minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris,
diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907
selama 8 hari.
Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat
terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames
dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada
tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya,
Afrika.
C.
Sejarah Kepramukaan Sedunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya
untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini
dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di
Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan
yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik
perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan
nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan
nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling
sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba
yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka
yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To
Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang
harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama
di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat
itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The
World).
Tahun 1924 Jambore II
di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
Tahun 1929 Jambore III
di
Arrow Park, Birkenhead, Inggris
Tahun 1933 Jambore
IV
di Godollo, Budapest, Hongaria
Tahun 1937 Jambore
V
di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
Tahun 1947 Jambore
VI
di Moisson, Perancis
Tahun 1951 Jambore
VII di
Salz Kamergut, Austria
Tahun 1955 Jambore
VIII di sutton
Park, Sutton Coldfild, Inggris
Tahun 1959 Jambore
IX
di Makiling, Philipina
Tahun 1963 Jambore
X
di Marathon, Yunani
Tahun 1967 Jambore
XI
di Idaho, Amerika Serikat
Tahun 1971 Jambore
XII di
Asagiri, Jepang
Tahun 1975 Jambore
XIII di
Lillehammer, Norwegia
Tahun 1979 Jambore
XIV di Neishaboor,
Iran tetapi dibatalkan
Tahun 1983 Jambore
XV di Kananaskis,
Alberta, Kanada
Tahun 1987 Jambore XVI
di Cataract Scout Park,
Australia
Tahun 1991 Jambore
XVII di Korea Selatan
Tahun 1995 Jambore
XVIII di Belanda
Tahun 1999 Jambore
XIX di Chili,
Amerika Selatan
Tahun 2003 Jambore
XX di
Thailand
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus
Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang
bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford
yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama
Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang
anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro
Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei
1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan
Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S.
Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh
R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor
kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro
kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa,
Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Sejarah singkat gerakan pramuka di Indonesia
Kepramukaan di Indonesia
Pendidikan
kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasionalyang
penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, sejarah kepramukaan di Indonesia perlu kita pelajari, yaitu dengan
maksud:
Ø Agar
mengetahui proses pembentukan dan perkembangan Gerakan Pramuka dan mengetahui
pula perananapa yang dilakukan dalam perjuangan Bangsa Indonesia.
Ø Agar
mengetahui dan menginsyafi kedudukan Gerakan Pramuka dalam hubungan dengan
sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.
Ø Agar
dapat memahami kebijaksanaan dalam menyelenggarakan usaha penddikan kepramukaan
di Indonesia.
Sejarah singikat
Pada
tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell dari Inggris melancarkan suatu
gagasan tentang pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak Inggris, dengan
tujuan supaya mereka menjad manusia Inggris, warga Inggris dan anggota
masyarakat Inggris yang baik, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan Kerajaan
Inggris Raya ketika itu.Untuk itu beliau mengarang sebuah buku yang terkenal,
yaitu buku “Scouting for Boys”. Buku ini memuat cerita pengalaman beliau dan
latihan apa yang diperlukan untuk para Pramuka. Gagasan Baden Powell itu jitu,
cemerlang dan sangat menarik sehingga dilaksanakan juga di negara-negara lain.
Diantaranya di Belanda (Padvinder, Padvinderij).
Oleh
orang Belanda, gagasan itu kemudian dibawa dan dilaksanakan juga di daerah
jajahannya, dan didirikan oleh orang Belanda di Indonesia, organisasi yang
bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu
Hindia Belanda).Pemimpin-pemimpin dalam gerakan nasional mengambil alih gagasan
Baden Powell, dan dibentuklah organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan
membentuk manusia Indonesia yang baik yaitu menjadi kader Pergerakan Nasional.
Didirikan bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse
Padvinders Organizatie), JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationalle
Islamitische Padvinder), SIAP (Sarekat Islam Afdelling Padvindery), HW (Hisbul
Wathon) dan sebagainya.
Sumpah
pemuda yang dicetuskan dalam Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,
benar-benar menjiwai gerakan kepanduan nasional
Indonesia untuk bergerak lebih maju. Adanya larangan Pemerintah Hindia
Belanda, kepada organisasi Kepanduan di luar NIPV untuk menggunakan istilah
Padvinders dan Padvindery, maka KH. Agus Salim menggunakan istilah Pandu dan
Kepanduan untuk menggantikan istilah asing Padvinders dan Padvindery itu.
Dengan
meningkatnya kesadaran nasional Indonesia, maka timbulah niat untuk menggerakan
pesatuan antara organisasi-organisasi kepanduan. Ini menjadi kenyataan pada
tahun 1930 dengan adanya INPO (Indonesische Padvinders Organizatie), PK (Pandu
Kesultanan) dan PPS (Pandu Pemuda Sumatera) berdiri menjadi satu organisasi
yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian terbentuklah suatu federasi
yang dinamakan Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia (PAPI) pada tahun 1931,
yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia
(BPPKI) pada tahun 1938. Waktu
pendudukan Jepang (Perang Dunia II), oleh penguasa Jepang di Indonesia,
organisasi kepanduan di Indonesia dilarang adanya. Tokoh-tokoh Pandu banyak
yang masuk dalam organisasi Seinendan, Keibodan dan Pembela Tanah Air (PETA).
Sesudah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di waktu berkobarnya perang kemerdekaan,
dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu Pandu Rakyat
Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo, sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Setelah
pengakuan kedaulatan maka di dalam alam Liberal, terbukalah kesempatan kepada
siapapun untuk membentuk organisasi-organsasi kepanduan. Berdirilah kembali
organisasi GW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katolik, KBI
dan lain-lainnya.
Menjelang
tahun 1961, Kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjadi lebih dari 100
organisasi kepanduan, satu keadaan yang terasa sangat lemah, meskipun sebagian
dari organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi, yaitu satu
organisasi-organisasi kepanduan putera dan dua federasi organisasi-organisasi
kepanduan puteri, yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) tanggal 13 September
1951, POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia) pada tahun 1954,
dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia). Pada tahun 1965, IPINDO
berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu, Jakarta. Merasa
mengalami kelemahan itu, maka ketiga federasi tersebut meleburkan diri menjadi
satu federasi yang diberi nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Akan
tetapi hanya kira-kira 60 buah saja dari 100 buah lebih organisasi kepanduan
itu yang ikut di dalam federasi PERKINDO, dan jumlah anggota secara keseluruhan
kurang lebih hanya 500.000 orang.
Di
dalam federasi itu, sebagian daripada 60 organisasi-organisasi anggota
PERKINDO, terutama yang ada di bawah onderbouw organisasi politik atau
organisasi massa tetap berhadap-hadapan, berlawanan satu sama lain, sehingga
tetap terasa lemahnya gerakan kepanduan Indonesia. PERKINDO membentuk suatu
panitia untuk memikirkan suatu jalan keluar. Panitia ini menyimpulkan bahwa
selain lemah, terpecah-pecah, gerakan kepanduan Indonesia itu lemah pula karena
terpaku dalam cengkeraman gaya lama yang tradisionil daripada kepanduan
Inggris, pembawaan dari luar negeri. Hal ini berakibat bahwa pendidikan yang
diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu gerakan
kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia.
Kepanduan hanya berjalan di kota-kota besar dan disitupun hanya terdapat pada
lingkungan orang-orang yang sedikit banyak sudah berpendidikan barat.
Kelemahan
gerakan kepanduan Indonesia itu mau dipergunakan oleh pihak komunis sebagai
alasan untuk memaksakan gerakan kepanduan di Indonesia menjadi gerakan pionier
muda seperti yang terdapat di negara-negara komunis. Akan tetapi kekuatan
Pancasila di dalam PERKINDO menentangnya, dan dengan bantuan Perdana Menteri
Juanda, maka perjuangan mereka menghasilkan Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 238 Tahun 1961, tentang Gerakan Pramuka, yang pada tanggal 20 Mei
1961 ditandatangani oleh Ir. Juanda sebagai Pejabat Soekarno sedang berkunjung
ke negeri Jepang.
Gerakan
Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non-govermental (bukan badan
pemerintah) dan yang berbentuk kesatuan. Gerakan Pramuka diselenggarakan
menurut jalan aturan demokrasi, dengan pengurusnya (Kwartir Nasional, Kwartir
Daerah, Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting) dipilih dalam musyawarah. Semua
organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia, kecuali yang diselenggarakan oleh
komunis meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka.Di dalam Keputusan Presiden
No. 238 Tahun 1961 tersebut di atas, Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan
sebagai satu-satunya badan di wilayah Republik Indonesia yang diperbolehkan
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda
Indonesia. Organisasi lain yang menyerupai, yang sama sifatnya dengan Gerakan
Pramuka dilarang adanya.
Di
dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ditetapkan bahwa dasar Gerakan Pramuka
adalah Pancasila dan di dalam Anggaran Dasar itu ditetapkan pula bahwa Gerakan
Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia dengan
prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya
diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat
Indonesia agar supaya menjadi manusia-manusia Indonesia yang berguna bagi
pembangunan bangsa dan negara.Ketentuan di dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang
pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa
dan masyarajat Indonesia itu ternyata kemudian membawa banyak perubahan yang
membawa Gerakan Pramuka dapat mengembangkan kegiatan secara meluas.
Prinsip-prinsip
dasar metodik pendidikan kepramukaan sebagaimana dirumuskan oleh Lord Baden
Powell itu tetap dipegang, akan tetapi cara pelaksanaannya itu dirubah, yaitu
diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan nasional di Indonesia. Dengan keadaan
dan kebutuhan regional d masing-masing daerah di Indonesia, bahkan juga
diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan lokal di masing-masing desa di
Indonesia. Gerakan Pramuka itu ternyata jauh lebih kuat organisasinya, dan
ternyata memperoleh tanggapan dari masyarakat luas, sehingga dalam waktu
singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota sampai kampung-kampung
dan desa-desa. Jumlah anggota-anggotanya meningkat dengan pesat.
Kemajuan
pesat itu adalah juga berkat sistim Majelis Pembmbing yang dijalankan Gerakan
Pramuka pada tiap tingkat, dari tiap tingkat Nasional sampai pada tingkat Gugus
Depan. Mengingat bahwa kira-kira 80% daripada penduduk Indonesia tinggal di
desa dan mengingat pula bahwa kira-kira 75% adalah keluarga tani, maka Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka pada tahun organisasi yang pertama (tahun 1961) sudah
menganjurkan supaya para pramuka menyelenggarakan kegiatan di bidang pembangunan
masyarakat desa. Pelaksanaan anjuran itu, terutama di Jawa Tengah dan di Daerah
Istimewa Yogyakarta, kemudian di Jawa Timur dan Jawa Barat, telah menarik
perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Maka pada tahun 1966, Menteri
Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan isntruksi
bersama, yaitu tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka Tarunabumi.
Satuan-satuan
Karya Pramuka Tarunabumi itu dibentuk dan diselenggarakan khusus untuk
memungkinkan adanya kegiatan-kegiatan Pramuka di bidang pendidikan cinta
pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan
lebih intensif. Disamping itu pula, Satuan Karya Pramuka Dirgantara, Satuan
Karya Bahari dan Satuan Karya Pramuka Bhayangkara, yang menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan cinta bahari, dan pendidikan cinta
ketertiban masyarakat. Satuan-satuan karya tersebut terdiri dari
Pramuka-Pramuka Penegak (16 - 20 Tahun) dan Pramuka-Pramuka Pandega (21 - 25
Tahun) yang berminat. Pramuka-Pramuka Siaga dan Pramuka-Pramuka Penggalang,
yaitu yang berusia 7 - 10 tahun dan 11 – 15 tahun, tidak ikut dalam
satuan-satuan karya tersebut. Akan tetapi para Penegak dan Pandega dalam gugus
depannya menjadi instruktur bagi adik-adiknya dan rekan-rekan Pramukanya dalam
kecakapan yang diperolehnya sebagai anggota Satuan Karya Pramuka.
Kegiatan-kegiatan
Satuan Karya Pramuka Tarunabumi ternyata membawa pembaharuan, bahkan membawa
juga semangat untuk mengusahakan penemuan-penemuan baru (inovasi) pada
pemuda-pemuda desa yang selanjutnya mempengaruhi seluruh rakyat desa.Perluasan
Gerakan Pramuka sampai di desa-desa, kegiatan di bidang pembangunan pertanian
dan pembangunan masyarakat desa, dan pembentukan serta penyelenggaraan
satuan-satuan karya Pramuka Tarunabumi telah mengalami kemajuan pesat, sehingga
menarik perhatian badan internasional seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan Boy
Scout World Bureaue.
Dalam
perkembangan masyarakat Indonesia dewasa ini, dihadapi problem-problem sosial,
seperti kepadatan penduduk, urbanisasi, pengangguran dan sebagainya. Berhubung
dengan itu, maka pada tahun 1970, Menteri Transmigrasi dan Koperasi dan Ketua
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan suatu instruksi, yaitu tentang
partisipasi Gerakan Pramuka dalam menyelenggarakan transmigrasi dan pembinaan
Gerakan Koperasi. Dan berhubung dengan masalah drop-out (anak-anak yang
berhenti sekolah di tengah jalan), maka Gerakan Pramuka juga mengarahkan
perhatiannya kepada pendidikan kejuruan, untuk memberi bekal hidup kelak kepada
anak-anak, pemuda-pemuda, terutama kepada siswa yang mengalami drop-out
tersebut. Untuk itu dadakan kerjasama dengan Departemen Perindustrian. Dalam
rangka usaha peningkatan kecakapan keterampilan dan bakti masyarakat Gerakan
Pramuka mengadakan kerjasama dengan banyak isntansi, seperti; Palang Merah
Indonesia, Bank Indonesia (Tabanas, Tappelpram), Departemen Pekerjaan Umum,
Departemen P dan K, Departemen Agaman dan lan-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar